Hai π✋π
Pada blog kali ini kita akan membahas Stigma, Diskriminasi dan Penyakit mental❗❗
Pada blog kali ini kita akan membahas Stigma, Diskriminasi dan Penyakit mental❗❗
Yuk kita simak..π
Stigma adalah ketika seseorang melihat orang lain dengan cara yang negatif karena karakteristik atau penampilan tertentu (seperti warna kulit, latar belakang budaya, cacat atau penyakit mental). Ketika seseorang memperlakukan kita dengan cara yang negatif karena penyakit mental, bisa disebut dengan diskriminatif.
Stigma terjadi ketika seseorang mendefinisikan orang lain dengan penyakit mereka daripada mereka sebagai individu . Misalnya, mereka mungkin diberi label 'psikotik' daripada 'seseorang yang mengalami psikosis'
Bagi orang-orang dengan masalah kesehatan mental, stigma sosial dan diskriminasi yang mereka alami dapat memperburuk masalah mereka, sehingga lebih sulit untuk pulih. Hal ini dapat menyebabkan orang untuk menghindari mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan karena takut distigmatisasi.
Efek Berbahaya dari Stigma
Beberapa efek stigma meliputi:
1. Perasaan malu, putus asa dan terisolasi
2. Keengganan untuk meminta bantuan atau untuk mendapatkan perawatan
3. Kurangnya pemahaman oleh keluarga, teman atau orang lain
4. Lebih sedikit kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan atau interaksi sosial
5. Bullying, kekerasan fisik atau pelecehan
6. Keraguan diri – keyakinan bahwa kamu tidak akan pernah mengatasi penyakit kamu atau dapat mencapai apa yang kamu inginkan dalam hidup.
3. Kurangnya pemahaman oleh keluarga, teman atau orang lain
4. Lebih sedikit kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan atau interaksi sosial
5. Bullying, kekerasan fisik atau pelecehan
6. Keraguan diri – keyakinan bahwa kamu tidak akan pernah mengatasi penyakit kamu atau dapat mencapai apa yang kamu inginkan dalam hidup.
Mengatasi Stigma
Ketika kamu berurusan dengan stigma, berikut adalah beberapa cara kamu dapat mengatasi stigma:1. Mengikuti perawatan kesehatan yang kamu butuhkan
Kamu harus mendapatkan perawatan kesehatan mental yang kamu butuhkan. Cobalah untuk tidak membiarkan rasa takut diberi label dengan penyakit mental yang akan menghentikan kamu untuk mendapatkan bantuan.
2. Jangan selalu percaya apa yang mereka katakan
Terkadang, ketika kamu mendengar atau mengalami sesuatu cukup sering, cepat atau lambat kamu mulai mempercayainya. Cobalah untuk tidak membiarkan ketidaktahuan mereka tentangmu mempengaruhi perasaanmu tentang dirimu sendiri. Penyakit mental bukanlah tanda kelemahan dan jarang sesuatu yang dapat kamu hadapi sendiri. Berbicara tentang masalah kesehatan mental kamu dengan profesional kesehatan akan membantu kamu untuk ke arah yang lebih baik.
3. Jangan menghindar
Banyak orang yang memiliki penyakit mental ingin mengisolasi diri dari dunia. Tetapi, ketika kamu bersama orang-orang yang kamu percayai seperti keluarga, teman, guru atau tokoh agama berarti kamu mendapatkan dukungan yang kamu butuhkan.
4. Memiliki Relasi
Kamu bisa ikut bergabung dengan kelompok yang mendukung kesehatan mental, baik online atau secara langsung. itu akan membantu kamu menghadapi perasaan terisolasi dan membuat kamu menyadari bahwa kamu tidak sendirian. Mereka akan bersama kamu dengan perasaan dan pengalaman yang sama sepertimu.
5. Penyakitmu, bukanlah kamu
Jangan mendefinisikan dirimu dengan penyakitmu seperti orang lain. daripada mengatakan 'Saya skizofrenia', katakan 'Saya menderita skizofrenia'. Ada kekuatan dalam bahasa.
6. Mereka belum mengenalmu
Perlu diingat, bahwa penilaian orang lain sering kali berasal dari kurangnya pemahaman bukan dari hal lain. Penilaian itu ada sebelum mereka mengenal kamu, jadi jangan percaya bahwa mereka sudah tau tentang kamu secara keseluruhan.
Menghadapi Stigma yang terkait dengan Kesehatan Mental
Setiap orang memiliki peran dalam menciptakan komunitas yang sehat secara mental - yang inklusif, menolak diskriminasi dan mendukung untuk sembuh. meliputi:1. Pelajari fakta-fakta tentang penyakit mental dan bagikan kepada keluarga, teman, rekan kerja, dan teman sekolah
2. Mengenal orang-orang yang punya pengalaman pribadi tentang penyakit mental, sehingga kamu belajar untuk mengenal mereka yang mengidap penyakit daripada kamu hanya mengenal penyakit nya
3. Tidak menghakimi, memberi label atau mendiskriminasi ketika kamu bertemu orang-orang yang memiliki penyakit mental. Perlakukan semua orang dengan hormat dan bermartabat.
4. Hindari penggunaan bahasa yang menempatkan penyakit pertama dan orang kedua. Katakan 'seseorang dengan gangguan bipolar' daripada 'orang itu bipolar'.
5. Jelaskan tentang kesehatan mental ketika kamu mendengar orang-orang di sekitarmu membuat komentar stereotip atau tidak akurat tentang penyakit mental.
6. Bagilah pengalaman kamu sendiri tentang penyakit mental (jika kamu pernah mengalaminya). Ini akan membantu menghilangkan mitos yang mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama. Penyakit mental bukanlah sesuatu yang memalukan yang perlu disembunyikan.
Sekian, dan terima kasih telah membaca sampai akhir✋π
Sampai jumpa di blog selanjut nya..
sumber :
sumber :
Komentar
Posting Komentar